Suaradermayu.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu menggelar Bahtsul Masail untuk membahas berbagai permasalahan yang berkembang di masyarakat. Dalam forum ini, beberapa isu utama yang menjadi perhatian adalah distribusi bantuan sosial (bansos) yang tidak tepat sasaran, kebijakan penguncian masjid pada malam hari, serta hukum memiliki khodam.
Ketua MUI Kabupaten Indramayu, KH. Muhammad Syatori, mengungkapkan bahwa Bahtsul Masail merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan sosial dan keagamaan yang tengah ramai diperbincangkan oleh masyarakat.
“Dengan hadirnya pemimpin baru di Indramayu, kami berharap akan ada perubahan yang signifikan dalam mencapai visi Indramayu Reang, yang mencakup Religius, Ekonomi Kerakyatan, Aman, Nyaman, dan Gotong Royong,” ujar KH. Muhammad Syatori.
Wakil Bupati Indramayu, H. Syaefudin, menegaskan komitmennya bersama Lucky Hakim dalam meningkatkan nuansa religius di Kabupaten Indramayu. Program-program yang telah berjalan dan memberikan manfaat bagi masyarakat akan terus dilanjutkan, sementara program yang masih kurang optimal akan segera diperbaiki.
“Gerakan mengaji 15 menit bagi ASN dan pelajar harus terus berlanjut karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat Indramayu,” kata Syaefudin saat membuka Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Assyauqi, Desa Kertanegara, Kecamatan Haurgeulis, pada Sabtu (22/2/2025).
Selain itu, gerakan khatam Al-Qur’an di mushola-mushola juga akan kembali digalakkan guna memperkuat budaya religius di tengah masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Syaefudin menekankan pentingnya sinergitas antara ulama dan umaro (pemerintah) dalam membangun Kabupaten Indramayu. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus berkolaborasi dalam mewujudkan visi pembangunan daerah.
“Mari kita bersama-sama menjaga sinergitas demi pembangunan Indramayu yang lebih baik,” tutupnya.
Pada acara yang sama, Wakil Bupati Indramayu juga memberikan apresiasi kepada para santri Pondok Pesantren Assyauqi yang telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menghafal Al-Qur’an dengan metode jari. Keberhasilan para santri ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk semakin mendalami ilmu agama.
































