Suaradermayu.com – Banjir rob kembali melanda pesisir Kabupaten Indramayu pada Rabu (29/1/2025) pagi. Fenomena ini menyebabkan sedikitnya 120 rumah terendam, dengan tiga di antaranya mengalami kerusakan ringan.
Banjir rob terjadi akibat pasang air laut yang tinggi, diperburuk oleh angin kencang yang mendorong air masuk ke pemukiman warga. Wilayah yang terdampak paling parah adalah Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu.
Menurut Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jawa Barat, Hadi Rahmat, banjir ini berdampak pada ratusan kepala keluarga (KK). Saat ini, BPBD Jawa Barat telah berkoordinasi untuk membantu warga terdampak serta mendirikan dapur umum di lokasi pengungsian.
Pemerintah daerah bersama BPBD telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi dampak banjir rob, antara lain, evakuasi warga terdampak ke lokasi yang lebih aman. Kemudian pendirian dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan para korban. Selain itu pemantauan kondisi cuaca dan pasang surut air laut guna mengantisipasi banjir susulan.
Hadi Rahmat mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan mengikuti arahan petugas. “Kami mengajak warga untuk tetap tenang, membantu evakuasi korban terdampak, dan selalu memantau perkembangan cuaca,” ujarnya.
Banjir rob di Indramayu bukan pertama kali terjadi. Oleh karena itu, warga yang tinggal di pesisir diminta untuk:
1. Mengamankan barang berharga ke tempat lebih tinggi.
2. Menyiapkan perlengkapan darurat seperti obat-obatan dan dokumen penting.
3. Mengikuti informasi terkini dari BMKG dan BPBD untuk langkah antisipasi.
Banjir rob ini menjadi peringatan bagi masyarakat pesisir Indramayu akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap perubahan cuaca ekstrem. Pemerintah daerah diharapkan dapat mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini, seperti pembangunan tanggul penahan air laut dan peningkatan sistem drainase.