Suaradermayu.com – Ada yang berbeda di hari Jumat ini. Di balik hiruk-pikuk aktivitas harian, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Indramayu justru melangkah sunyi namun berarti—mengunjungi tiga balita yang tengah berjuang melawan stunting dan gizi buruk. Misi kemanusiaan bertajuk “PWI Berbagi Sesama” kembali digelar, membawa bukan hanya bantuan, tetapi juga harapan.
Dipimpin oleh Plt. Ketua PWI Indramayu, Ihsan Mahfudz, bersama tokoh Gerakan Kebahagiaan, Sri Wahyuni Utami Herman, tim menyambangi lokasi-lokasi yang menjadi potret nyata krisis gizi anak di Indramayu.
Salah satu titik kunjungan adalah RSUD Indramayu, tepatnya di Paviliun Kidang Kencana. Di sana, Ken, balita yang sedang dirawat intensif karena kekurangan gizi, menjadi simbol perjuangan kecil yang tak boleh diabaikan. Ia sulit mendapatkan asupan makanan dan hanya mampu bertahan dengan susu.
Kondisi Ken mengundang kepedulian langsung dari organisasi pers tertua di Indonesia. “Ini bukan sekadar kunjungan, ini panggilan nurani,” ujar Ihsan Mahfudz saat menyapa keluarga Ken dengan penuh empati.
Dua anak lainnya—Amanda dan Wike, berasal dari Kelurahan Margadadi, menjadi fokus selanjutnya. Mereka mengalami stunting, kondisi yang mengancam pertumbuhan dan masa depan anak-anak Indonesia.
PWI Indramayu datang tak hanya membawa sembako dan vitamin, tapi juga pelukan dan doa. Dalam momen mengharukan, Ketua RT setempat, Ibu Siti Maesaroh, bahkan meneteskan air mata. “Bukan hanya bantuan fisik, tapi batin kami pun disentuh,” ucapnya terbata.
Sri Wahyuni Utami Herman menekankan pentingnya aksi nyata, meskipun kecil. “Kebahagiaan bisa tumbuh dari kunjungan, dari tangan yang terulur. Hari ini kami datang untuk menabur harapan,” katanya dengan suara lirih namun penuh ketulusan.
Ihsan Mahfudz menambahkan bahwa PWI Indramayu akan terus memantau perkembangan ketiga anak tersebut. Ia juga menyerukan kolaborasi lintas sektor. “Gotong royong adalah kunci. Visi Indramayu hari ini adalah hadir untuk rakyatnya,” tegasnya yang juga menjabat sebagai Ketua SMSI Indramayu.
Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas sosial. Ini adalah titik terang di tengah gelapnya data stunting yang masih tinggi di berbagai wilayah. Di Jumat yang penuh makna ini, PWI Indramayu menunjukkan bahwa kepedulian, jika dijalankan dengan cinta, bisa menjadi keajaiban kecil yang mengubah hidup banyak orang.
































