Suaradermayu.com – Gagal napas adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika kadar oksigen dalam darah sangat rendah atau kadar karbondioksida terlalu tinggi sehingga membahayakan nyawa. Kondisi ini bisa berkembang secara perlahan akibat penyakit paru kronis atau terjadi secara tiba-tiba, seperti dalam kasus sindrom gawat napas akut.
Hampir semua gangguan yang memengaruhi sistem pernapasan dapat menyebabkan gagal napas, di antaranya:
- Menurunnya Upaya Bernapas Faktor-faktor seperti obesitas, hipotiroidisme, sleep apnea, dan overdosis opioid atau alkohol dapat mengurangi dorongan tubuh untuk bernapas dengan baik.
- Sumbatan Saluran Napas Penyakit seperti asma, bronkiektasis, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), serta adanya benda asing di saluran napas, dapat menghambat aliran udara ke paru-paru.
- Kelemahan Otot Pernapasan Penyakit seperti myasthenia gravis, polio, sindrom Guillain-Barré, atau cedera pada sumsum tulang belakang dapat melemahkan otot-otot yang membantu pernapasan.
- Gangguan Jaringan Paru Kondisi seperti pneumonia, edema paru, tumor paru yang luas, sarkoidosis, dan sindrom gawat napas akut dapat merusak jaringan paru, menghambat pertukaran oksigen.
- Abnormalitas Dinding Dada Kelainan seperti skoliosis, obesitas berat, atau cedera pada tulang dan jaringan sekitar paru-paru dapat mengganggu pergerakan paru saat bernapas.
- Gangguan Aliran Darah ke Paru-Paru Emboli paru adalah kondisi di mana aliran darah ke paru-paru terhambat, sehingga oksigen tidak dapat disebarkan ke seluruh tubuh meskipun udara masih bisa masuk ke paru-paru.
Gagal napas bisa menimbulkan berbagai gejala, antara lain:
1. Sesak napas dan perubahan warna kulit menjadi kebiruan akibat rendahnya kadar oksigen.
2. Gangguan kesadaran, seperti mengantuk atau kebingungan.
3. Pernapasan yang menjadi lebih cepat dan dalam.
Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan fungsi otak dan jantung, yang berujung pada hilangnya kesadaran dan gangguan irama jantung yang berisiko fatal.
Gejala juga dapat bervariasi tergantung penyebabnya. Misalnya, anak yang tersedak benda asing akan mengalami sesak napas mendadak, sementara penderita overdosis obat bisa langsung mengalami koma.
Dokter akan mencurigai gagal napas berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Diagnosis dapat dikonfirmasi melalui analisis gas darah untuk mengetahui kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah. Pemeriksaan tambahan seperti rontgen dada dapat dilakukan untuk mencari penyebabnya.
Pasien dengan gagal napas biasanya memerlukan perawatan di unit perawatan intensif (ICU). Oksigen tambahan sering kali diberikan dalam jumlah besar pada awalnya dan disesuaikan sesuai kebutuhan pasien. Dalam kasus yang lebih parah, penggunaan alat bantu napas (ventilator) mungkin diperlukan.
Selain itu, penyebab yang mendasari gagal napas harus segera ditangani, seperti pemberian antibiotik untuk infeksi atau tindakan medis untuk mengatasi sumbatan saluran napas.
Gagal napas merupakan kondisi yang berbahaya dan membutuhkan penanganan cepat. Oleh karena itu, mengenali gejalanya dan segera mencari bantuan medis sangat penting untuk meningkatkan peluang pemulihan.