Suaradermayu.com – Warga Kampung Marga Jaya, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, digemparkan oleh penemuan lima jasad yang diduga menjadi korban pembunuhan keji satu keluarga. Empat mayat ditemukan dalam kondisi dicor di dalam septic tank, sementara satu lainnya dikubur di perkebunan singkong tak jauh dari lokasi.
Kepolisian Resor Way Kanan mengonfirmasi bahwa kelima korban tersebut adalah anggota satu keluarga besar, dan pembunuhan diduga bermotif perselisihan warisan. Peristiwa ini menjadi salah satu kasus pembunuhan paling tragis dan mengejutkan di wilayah Lampung dalam beberapa tahun terakhir.
Identitas Para Korban Terungkap
Kapolres Way Kanan, AKBP Teddy Rachesn, menyampaikan bahwa kelima korban yang telah diidentifikasi terdiri dari:
Zaenudin (60) – ayah kandung pelaku
Siti Romlah (45) – ibu tiri pelaku
Wawan Wahyudin (55) – kakak kandung pelaku
Zahra (5) – anak dari Wawan, cucu korban
Juwanda (26) – keponakan pelaku yang ditemukan terpisah di perkebunan singkong
“Kasus ini sangat memprihatinkan karena seluruh korban masih satu keluarga. Motif pembunuhan adalah persoalan warisan yang memicu konflik keluarga,” ujar AKBP Teddy saat konferensi pers, Kamis (6/10/2022)
Penyelidikan Dimulai dari Laporan Orang Hilang
Kasus ini mencuat setelah adanya laporan orang hilang pada 1 Juli 2022, atas nama Juwanda. Korban dilaporkan tak kembali sejak 24 Februari 2022, dan sejak itu, keberadaannya menjadi misteri.
Kepala desa setempat, yang merasakan kejanggalan, kemudian berkoordinasi dengan Polsek Negara Batin. Penyelidikan pun dilakukan secara intensif hingga akhirnya mengarah pada dua orang yang mencurigakan: Erwin (50) dan anaknya Dicky (17).
Dicky Ditangkap, Kasus Mulai Terungkap
Pada Rabu pagi (5/10/2022), polisi berhasil menangkap Dicky di rumahnya. Tanpa perlawanan, remaja itu langsung diamankan. Dalam interogasi awal, Dicky mengaku ikut membunuh Juwanda, dibantu oleh ayah kandungnya, Erwin.
“Korban Juwanda dibunuh saat sedang tidur. Lehernya dipukul menggunakan besi sepanjang 1,5 meter, kemudian jasadnya dibawa menggunakan mobil pikap dan dikubur di kebun singkong,” kata AKBP Teddy.
Pada hari yang sama, polisi juga menangkap Erwin di kediamannya di Desa Karang Raja, Kecamatan Marbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan.
Keempat Mayat Dicor di Septic Tank
Setelah penangkapan, kedua pelaku diminta menunjukkan lokasi penguburan korban lain. Dari pengakuan Erwin, diketahui bahwa ia juga telah membunuh ayah kandungnya (Zaenudin), ibu tiri (Siti Romlah), kakak kandung (Wawan Wahyudin), dan keponakannya Zahra.
Keempat korban dibunuh pada hari yang sama, di lokasi rumah. Pelaku menggunakan kapak untuk membunuh tiga orang dewasa, sementara anak berusia 5 tahun dicekik hingga tewas.
“Jasad mereka lalu dimasukkan ke dalam sumur di belakang rumah yang dijadikan septic tank. Setelah itu, pelaku mengecor dengan semen untuk menyembunyikan bukti,” ujar Teddy.
Polisi Lakukan Penggalian dan Autopsi
Tim Inafis dan Dokkes Bhayangkara Polda Lampung langsung diterjunkan untuk melakukan penggalian septic tank yang telah dicor. Proses berjalan lama dan hati-hati untuk memastikan identitas serta kondisi korban.
“Kami melakukan autopsi menyeluruh. Saat ini polisi juga sedang mengembangkan penyidikan untuk memastikan apakah ini murni pembunuhan karena warisan atau ada motif lain,” tambah Teddy.
Ancaman Hukuman Berat untuk Pelaku
Atas perbuatannya, Erwin dan Dicky dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana hukuman mati atau penjara seumur hidup.
“Selain Pasal 340, kami juga kenakan Pasal 338 KUHP sebagai dasar tindak pidana pembunuhan. Kasus ini termasuk pembunuhan kejam dengan unsur perencanaan,” jelas Teddy.
Warga Syok dan Trauma
Warga Kampung Marga Jaya mengaku syok dan tak menyangka bahwa Erwin yang dikenal pendiam bisa melakukan pembunuhan keji terhadap keluarga sendiri. Banyak warga juga merasa trauma setelah melihat langsung proses penggalian septic tank yang menguak jasad korban.
“Kami tidak menyangka, orang yang biasa kita temui di warung atau masjid, ternyata menyimpan dendam sampai segitunya,” ucap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Kasus pembunuhan satu keluarga di Way Kanan menjadi peringatan keras tentang bahaya konflik internal keluarga yang dibiarkan membesar. Motif warisan yang berujung maut ini menunjukkan bahwa edukasi hukum dan mediasi keluarga sangat penting dilakukan. Polisi masih mendalami kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat. Suaradermayu.com akan terus memantau perkembangan kasus ini.
































