Suaradermayu.com -Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Indramayu KH Muhammad Mustofa bersama jajaran pengurus mengunjungi pahlawan devisa negara, Masiroh di kediamannya di Desa Pranggong Kecamatan Arahan Kabupaten Indramayu, Selasa (7/5/2024).
“Keluarga Masiroh adalah warga Nahdliyin yang perlu dukungan kita semua baik secara psikologis maupun bantuan lainnya agar bisa kembali normal,” kata kiai muda tersebut kepada awak media.
Kang Mus biasa disapa menyampaikan, dia bersama jajarannya merasa terpanggil serta terharu mendengar kisah pahlawan devisa tersebut. Secara kemanusiaan eks pekerja migran itu sebagai contoh, bahwa salah satu warga Indonesia yang perlu diperhatikan, terutama terkait hak-haknya yang belum terpenuhi.
Kang Mus melanjutkan, eks pekerja migran tersebut sangat membutuhkan perhatian serius terutama pendekatan psikologis dengan melalui trauma healing. Menurutnya dengan trauma healing Masiroh bisa melupakan peristiwa yang pernah dialami saat berada di Suriah. Apalagi negara tersebut dilanda konflik perang.
” Masiroh harus bisa kembali berbaur dengan masyarakat pada umumnya, khususnya dengan tetangga dan lingkungan kediamannya. Maka perlu adanya trauma healing,” ujarnya.
Kang Mus berharap kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) agar bisa menyempatkan waktunya untuk mengunjungi salah satu warga Nahdliyin tersebut.
“Insha Allah, PBNU akan mengunjungi serta menjenguk Masiroh dengan memberikan dukungannya agar segala hak-haknya bisa terpenuhi,” katanya
Sementara, Masiroh didampingi ayah kandungnya mengaku sangat terharu serta bahagia saat Ketua PCNU Indramayu bersama jajaran pengurus lainnya mengunjungi kediamannya. Dia pun mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir.
“Terimakasih atas kunjungannya. Mohon dibantu Pak Kiai. Alhamdulillah, saya senang sudah kembali ke rumah bertemu bapak dan ibu,” ujar Masiroh dengan logat campuran yang hampir lupa bahasa Indramayu.
Dihadapan Kang Mus dan pengurus lainnya, Masiroh menceritakan kisahnya saat pertama kali berangkat ke Suriah hingga kembali ke kampung halamannya
Masiroh berangkat ke Suriah sejak 2001 silam. Sesampainya di Suriah dia bekerja di salah satu majikan selama 4 tahun. Selama bekerja di majikan tersebut dia mengalami penderitaan disiksa oleh majikan.
Kemudian Masiroh dipindahkan ke majikan yang kedua. Dia bekerja selama 3 tahun, namun gaji yang seharusnya diberikan kepada Masiroh malah oleh majikan yang pertama.
Kerja rodi pun kembali terjadi terhadap Masiroh. Dia dipindahkan kerja lagi ke majikan yang ketiga selama 3 tahun. Alih-alih gaji yang merupakan haknya diterima malah diambil kembali oleh majikan yang pertama.
Pahlawan devisa tersebut harus bekerja terus menerus situasi pada saat itu Suriah dilanda konflik perang . Suara dentuman bom menjadi pemandangan sehari-hari bagi Masiroh. Rasa takut yang mencekam dan terus bekerja membuat psikis Masiroh terganggu hingga menyebabkan rasa trauma yang mendalam hingga dirasakan sampai saat ini.
Masiroh terus bekerja dan bekerja dalam situasi yang mencekam. Beruntung, dia mendapat perlakuan baik dari majikan yang ke-empat. Bahkan dihubungkan dan berkomunikasi dengan pihak keluarganya di Indramayu.
Pahlawan devisa tersebut akhirnya bisa pulang ke kampung halamannya dan berkumpul bersama keluarganya. Keluarga Masiroh tak menyangka bisa berjumpa kembali selama 22 tahun silam di Suriah.
Sebelumnya keluarga sudah menganggap Masiroh hilang karena selama 22 tahun tak ada kabarnya. Bahkan keluarga meyakini Masiroh sudah meninggal dunia.di Suriah.