Suaradermayu.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob yang diperkirakan terjadi mulai 7 hingga 13 Februari 2025. Cuaca ekstrem yang masih berlangsung di awal tahun ini berpotensi menyebabkan kenaikan air laut dan mengancam wilayah pesisir Indramayu.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Indramayu, Sutrisno, menyebutkan bahwa sedikitnya 39 desa di 10 kecamatan berisiko terdampak banjir rob.
“Berikut kami sampaikan peringatan dini potensi banjir rob yang berisiko melanda wilayah pesisir Indramayu,” ujar Sutrisno kepada media, Minggu (9/2/2025).
Berdasarkan data Direktorat Meteorologi Maritim BMKG, pada 12 Februari 2025 akan terjadi fenomena bulan purnama, yang diprediksi meningkatkan ketinggian air laut maksimum. Selain itu, hasil pemantauan data water level dan prediksi pasang surut menunjukkan adanya potensi banjir pesisir (rob) di beberapa daerah pesisir Indonesia, termasuk Indramayu.
“Potensi ancaman banjir, gelombang ekstrem, dan abrasi juga berisiko melanda wilayah pesisir Indramayu,” tambahnya.
Berdasarkan kajian risiko bencana BPBD Indramayu 2024-2028, berikut desa-desa yang berpotensi terdampak banjir rob:
1. Kecamatan Juntinyuat
Dadap
Juntikedokan
Juntinyuat
Limbangan
Lombang
2. Kecamatan Balongan
Balongan
Majakerta
Sukareja
3. Kecamatan Indramayu
Karangsong
Pabean Udik
Singajaya
Tambak
4. Kecamatan Krangkeng
Kalianyar
Krangkeng
Luwunggesik
Tanjakan
5. Kecamatan Pasekan
Brondong
Pagirikan
Pasekan
Totoran
Pabean Ilir
6. Kecamatan Kandanghaur
Bulak
Eretan Kulon
Eretan Wetan
Ilir
Kertawinangun
Parean Girang
7. Kecamatan Karangampel
Benda
Pringgacala
8. Kecamatan Cantigi
Cangkring
Cemara
Lamarantarung
9. Kecamatan Sukra
Sumuradem
Tegaltaman
Ujunggebang
10. Kecamatan Patrol
Bugel
Mekarsari
Patrol Lor
Patrol Baru
Sukahaji
BPBD Indramayu mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir rob. Warga diminta untuk mengikuti perkembangan cuaca dari BMKG dan mempersiapkan langkah mitigasi guna mengurangi risiko bencana.
Selain itu, Sutrisno menekankan pentingnya koordinasi antarinstansi dan kesiapsiagaan relawan di wilayah rawan banjir rob.
“Kami harap masyarakat dapat tetap waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah setempat untuk mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi,” pungkasnya.