Suaradermayu.com – Memasuki usia ke-498 tahun, Kabupaten Indramayu tidak hanya dihadapkan pada kemeriahan perayaan seremonial, tetapi juga pada refleksi mendalam terhadap arah pembangunan dan identitas sosial daerah. Momen Hari Jadi tahun ini menjadi pengingat bahwa visi besar “Indramayu Reang” — Religius, Ekonomi Kerakyatan, Aman, Nyaman, dan Gotong Royong — bukan sekadar slogan, melainkan pedoman moral menuju kemajuan yang bermakna.
Ketua Serikat Media Siber (SMS) Indonesia Kabupaten Indramayu, Ihsan Mahfudz, menilai visi “Reang” adalah cermin dari nilai sosial dan spiritual masyarakat Indramayu. Menurutnya, kemajuan daerah tidak hanya diukur dari pembangunan fisik, tetapi juga dari kedewasaan moral dan kemandirian ekonomi masyarakatnya.
“Visi Reang adalah cermin moral dan sosial kita. Indramayu tidak hanya harus maju secara fisik, tapi juga matang secara spiritual, berdaya secara ekonomi, dan kuat dalam kebersamaan,” ujar Ihsan saat memberikan refleksi pada momentum Hari Jadi Indramayu ke-498, Selasa, 7 Oktober 2025.
Religius dan Integritas Publik
Nilai Religius dalam visi Reang, kata Ihsan, menuntut lahirnya pemerintahan yang bersih, jujur, dan bertanggung jawab. Religius bukan sekadar label seremonial, tetapi landasan etika dalam membuat kebijakan publik. Pemerintahan yang religius berarti berpihak pada kebenaran dan menolak praktik-praktik yang mencederai keadilan sosial.
Ekonomi Kerakyatan Sebagai Tulang Punggung
Lebih jauh, Ihsan menegaskan pentingnya Ekonomi Kerakyatan sebagai basis kesejahteraan daerah. Petani, nelayan, dan pelaku UMKM harus mendapatkan perhatian dan ruang untuk berkembang sebagai fondasi ekonomi yang kuat.
“Kemandirian ekonomi rakyat adalah benteng utama Indramayu. Kita harus berani membangun dari bawah, memperkuat desa, dan memberi ruang pada ekonomi lokal untuk tumbuh,” imbuhnya.
Aman dan Nyaman: Bukan Sekadar Ketertiban
Menurut Ihsan, aspek Aman dan Nyaman bukan hanya berkaitan dengan keamanan wilayah, tetapi juga kepastian layanan publik dan kualitas lingkungan hidup. Ia menyoroti pentingnya fasilitas umum seperti Penerangan Jalan Umum (PJU) yang layak dan pemerataan infrastruktur di wilayah pusat, provinsi, hingga desa.
“Ke depan, bukan hanya membangun konektivitas dengan pusat dan daerah untuk memenuhi visi Aman dan Nyaman, tetapi juga Pemkab Indramayu harus mampu melakukan gebrakan ribuan CCTV di semua titik strategis,” ujar Pengurus PWI Provinsi Jawa Barat ini.
Gotong Royong di Tengah Era Individualistik
Ihsan juga menilai Gotong Royong sebagai ruh sosial yang menjaga semangat kebersamaan masyarakat Indramayu di tengah perubahan zaman. Di era digital yang serba individualistik, gotong royong menjadi kekuatan sosial untuk menjaga solidaritas dan menyelesaikan persoalan daerah bersama-sama.
“Tanpa gotong royong dan kesadaran religius, pembangunan hanya akan jadi angka, bukan makna. Media juga punya tanggung jawab moral untuk ikut mengawal visi Reang agar benar-benar berpihak pada rakyat kecil,” tegas Direktur Utama PT Media Pantura Group tersebut.
Titik Konsolidasi Moral dan Sosial
Menutup refleksinya, Ihsan berharap Hari Jadi ke-498 ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen moral seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah. Ia menekankan, visi Indramayu Reang harus diwujudkan dalam kerja nyata, bukan sekadar seremonial tahunan yang berujung pada euforia sesaat.
“Indramayu harus menjadi daerah yang benar-benar Reang — Religius dalam nilai, kuat ekonomi kerakyatannya, aman, nyaman, dan kokoh dalam semangat gotong royong,” pungkasnya.































