Suaradermayu.com – Pemerintah Kabupaten Indramayu makin serius menjadikan sektor pariwisata sebagai motor penggerak ekonomi lokal berbasis potensi budaya dan alam. Komitmen ini ditegaskan dalam kegiatan Forum Penguatan Pemberdayaan Potensi Destinasi dan Digitalisasi Pariwisata yang berlangsung di Hotel Gardena Jatibarang, Kamis (24/7/2025).
Forum tersebut menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan strategis, antara lain Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), pelaku industri pariwisata, akademisi, tokoh masyarakat, hingga komunitas kreatif.
Bupati Lucky Hakim: “Indramayu Punya Potensi Wisata Luar Biasa”
Dalam sambutannya, Bupati Indramayu Lucky Hakim menyampaikan bahwa kekayaan destinasi di Indramayu bukan sekadar panorama, tapi juga representasi identitas lokal yang unik dan berdaya saing.
“Kita punya Pulau Biawak, Pantai Karangsong, Tirtamaya, dan berbagai destinasi unggulan. Belum lagi warisan budaya seperti Tari Topeng Mimi Rasinah dan Tradisi Ngarot, semuanya adalah kekuatan otentik kita,” ujarnya penuh semangat.
Lucky menilai forum ini menjadi titik tolak untuk menyatukan visi dan langkah konkret dalam pengembangan sektor pariwisata secara inklusif dan digital.
“Ini saatnya kita melangkah bersama. Antara pemerintah pusat, daerah, pelaku industri, akademisi, hingga masyarakat. Semua harus bersinergi membangun pariwisata berbasis budaya dan teknologi,” tambahnya.
Implementasi Perda Kepariwisataan Nomor 12 Tahun 2024
Forum ini juga merupakan bagian dari implementasi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan, yang mengatur pembangunan pariwisata secara sistematis, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab.
Pemerintah Kabupaten Indramayu menekankan pentingnya kelembagaan yang kuat, penguatan SDM lokal, serta promosi digital yang tepat sasaran. Digitalisasi pariwisata menjadi kunci dalam menarik generasi muda dan wisatawan milenial.
Kemenparekraf & UNJ Dukung Penuh Pengembangan Digital Tourism
Kehadiran Kemenparekraf dan UNJ disambut antusias karena membawa dukungan teknis, riset, dan pendekatan akademik dalam memperkuat sektor pariwisata di Indramayu. Fokus utama pengembangan mencakup:
Edu-agro tourism
Warisan budaya lokal (heritage)
Zona pariwisata kawasan Rebana
UNJ juga menyampaikan kesiapannya untuk melakukan pendampingan SDM pariwisata, pelatihan digitalisasi, hingga pemetaan potensi desa wisata berbasis data ilmiah.
Pulau Biawak, Ngarot, dan Tari Topeng Siap Go Nasional
Dengan pengelolaan yang profesional dan promosi digital yang masif, ikon wisata seperti Pulau Biawak dan Tradisi Ngarot dinilai berpeluang besar menembus pasar nasional, bahkan internasional. Digitalisasi ini juga akan memberi ruang lebih luas bagi UMKM lokal untuk tumbuh bersama sektor pariwisata.
“Pariwisata bukan hanya soal destinasi, tapi juga soal cerita, pengalaman, dan keterlibatan masyarakat. Digitalisasi akan memperluas dampaknya,” jelas perwakilan Kemenparekraf dalam forum.Indramayu Menuju Destinasi Unggulan Nasional
Bupati Lucky menegaskan bahwa Indramayu siap menjadi pusat pariwisata unggulan di kawasan Rebana, dengan menonjolkan kearifan lokal, kekuatan budaya, dan sentuhan digital.
“Kami akan terus membuka ruang dialog, mendorong inovasi, dan menyusun kebijakan yang pro-pariwisata. Apa yang kita bicarakan hari ini akan jadi strategi masa depan Indramayu,” pungkasnya.
Kegiatan ini bukan hanya agenda seremonial, melainkan awal dari transformasi besar sektor pariwisata Indramayu. Diharapkan hasil forum ini menjadi peta jalan konkret dalam mewujudkan Indramayu sebagai destinasi unggulan nasional yang inklusif, kreatif, dan berdaya saing tinggi.
































