Suaradermayu.com – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, bertemu dengan Bupati Indramayu, Nina Agustina, di Kantor Kementerian Sosial pada Senin (6/1/2025).
Pertemuan ini membahas kelanjutan pembangunan Kampung Nelayan Sejahtera yang berlokasi di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Gus Ipul berharap Kampung Nelayan Sejahtera dapat menjadi role model bagi daerah lain dalam menjalin kerja sama lintas sektor, termasuk pemerintah daerah dan swasta.
“Intinya, kami ingin membuat model proyek kerja sama dengan daerah dan swasta yang hasilnya bisa dilihat dan dirasakan secara signifikan. Jadi, penerima manfaatnya puas, dan pihak yang bekerja sama juga puas,” ujarnya.
Proyek Kampung Nelayan Sejahtera bertujuan untuk merelokasi 93 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir rob. Dengan total lahan seluas 1,6 hektar, proyek ini mencakup pembangunan 93 unit Rumah Sejahtera Terpadu (RST) seluas 36 meter persegi di atas tanah seluas 60 meter persegi per unit.
Selain rumah, fasilitas publik seperti balai warga, masjid, sentra kerajinan dan UMKM, taman ramah anak dan lansia, sarana olahraga, serta toilet umum akan disediakan untuk mendukung kehidupan warga.
“Fasilitas ini dirancang untuk memulihkan fungsi sosial dan meningkatkan kualitas hidup lansia, anak-anak, dan penyandang disabilitas,” jelas Gus Ipul.
Selain pembangunan fisik, program pemberdayaan akan dilakukan bagi warga, terutama para ibu yang nantinya tinggal di Kampung Nelayan Sejahtera. Program ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal dan kemandirian warga.
Proyek yang melibatkan Kementerian Sosial, Pemerintah Kabupaten Indramayu, Badan Amil Zakat Nasional, dan Habitat for Humanity ini ditargetkan mencapai 90 persen pada 15 Januari 2024.
Gus Ipul menyatakan bahwa keberhasilan proyek ini akan menjadi tolok ukur kerja sama lintas sektor yang dapat diterapkan di daerah lain. “Jika hasilnya memuaskan, kami berharap ini bisa direplikasi di wilayah lain,” katanya.
Kampung Nelayan Sejahtera diharapkan tidak hanya menjadi tempat tinggal yang layak tetapi juga simbol pemulihan kehidupan sosial dan ekonomi bagi masyarakat terdampak.