Suaradermayu.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara resmi menetapkan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dan orang kepercayaannya, Donny Tri Istiqomah, sebagai tersangka dalam kasus suap terkait eks Calon Legislatif PDI-P 2019, Harun Masiku.
Penetapan ini diumumkan setelah ditemukan bukti keterlibatan keduanya dalam upaya meloloskan Masiku sebagai Anggota DPR RI periode 2019-2024.
Ketua KPK, Setyo Budiyanto, mengungkapkan bahwa Hasto diduga memiliki peran signifikan dalam proses tersebut, termasuk melobi Riezky Aprilia, anggota DPR terpilih dari Dapil Sumatera Selatan I, agar mengundurkan diri.
“Hasto berupaya agar Harun Masiku ditempatkan di Dapil Sumsel I, meskipun yang bersangkutan berasal dari Sulawesi Selatan,” kata Setyo dalam konferensi pers di Gedung KPK.
Selain melobi Riezky, Hasto juga mengajukan judicial review ke Mahkamah Agung dan meminta fatwa atas hasil putusan tersebut. Namun, upaya itu tidak berhasil karena ditolak oleh KPU dan Riezky.
Bahkan, Hasto sempat menginstruksikan Saeful Bahri, tersangka lain dalam kasus ini, untuk bertemu Riezky di Singapura guna membujuknya mundur, tetapi tetap ditolak.
Karena upaya hukum dan lobi gagal, Hasto bersama Harun Masiku, Donny, dan Saeful diduga memberikan suap kepada mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan Agustiani Tio F. Uang suap senilai SGD 57.350 diserahkan dalam dua tahap pada Desember 2019.
“Sebagian uang suap berasal langsung dari Hasto,” ungkap Setyo.
Dalam penyelidikan lebih lanjut, KPK menemukan bukti bahwa Donny aktif membantu Hasto dalam menyusun kajian hukum, melobi Wahyu Setiawan, dan mengatur distribusi uang suap. Akibatnya, KPK mengeluarkan dua surat perintah penyidikan pada 23 Desember 2024 untuk Hasto dan Donny.
Keduanya diduga melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b, atau Pasal 13 UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU No.20 Tahun 2001, juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Penetapan tersangka terhadap Hasto dan Donny memperpanjang daftar pelaku dalam skandal suap Harun Masiku, yang hingga kini masih buron.