Suaradermayu.com – Gelombang tinggi kembali menerjang pesisir utara Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, pada Kamis (6/2/2025) dini hari. Ombak besar menghancurkan tembok pembatas pantai, menyebabkan beberapa rumah warga rata dengan tanah.
Salah satu korban, Sajidin (55), hanya bisa pasrah melihat rumahnya yang kini tinggal puing-puing. Sejak pagi, ia tampak membersihkan reruntuhan bangunan yang berserakan akibat terjangan ombak.
Sebelum gelombang tinggi datang, ibu dan anak Sajidin telah diungsikan ke wilayah Pantura Indramayu. Keputusan itu diambil setelah melihat tembok pembatas pantai mulai runtuh beberapa waktu sebelumnya.
“Terjadi sekitar jam 1 malam. Ibu dan anak saya sudah diungsikan karena temboknya hancur. Lalu datang gelombang besar yang menghantam rumah kami,” ujar Sajidin.
Gelombang susulan ini bukan hanya menghancurkan rumah Sajidin, tetapi juga menyeret material tembok yang kemudian menghantam beberapa rumah warga lainnya.
Sajidin mengaku, kejadian ini bukan yang pertama kali dialaminya. Sebelumnya, pada awal tahun 2023, rumahnya juga ambruk akibat ombak besar. Setelah direnovasi, kini musibah serupa kembali terjadi.
“Rumah ini dibangun ulang setelah kejadian akhir 2022. Sekarang kena lagi,” katanya.
Ia menambahkan bahwa abrasi di pesisir Indramayu semakin parah dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar 15 tahun lalu, jarak rumahnya dari bibir pantai masih sekitar 50 meter. Namun kini, laut semakin mendekati permukiman warga.
Sajidin mengatakan bahwa ia telah mendapatkan bantuan relokasi rumah. Namun, ia masih berharap agar tembok pembatas pantai segera diperbaiki, sehingga rumahnya yang lama bisa tetap dipertahankan.
“Sudah dapat rumah relokasi, tapi kalau tembok pembatas pantai bisa diperbaiki, saya tetap ingin mempertahankan rumah ini,” tutupnya.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi warga pesisir Indramayu untuk lebih waspada terhadap ancaman abrasi dan perubahan iklim. Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah konkret guna mencegah dampak abrasi yang semakin mengikis permukiman warga.